Iman kepada Rasul dan Nabi-Nabi Allah
Pengertian
Iman kepada Rasul dan Nabi-Nabi Allah artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus manusia-manusia pilihan sebagai pembawa wahyu dan petunjuk hidup bagi umat manusia, agar mereka berjalan di jalan yang benar sesuai kehendak Allah SWT.
Perbedaan Nabi dan Rasul
Kriteria | Nabi | Rasul |
---|---|---|
Wahyu | Menerima wahyu dari Allah |
Menerima wahyu dari Allah |
Tugas | Menyampaikan syariat lama |
Membawa syariat baru |
Umat | Tidak wajib menyampaikan kepada umat |
Wajib menyampaikan kepada umatnya |
Contoh | Nabi Harun, Nabi Ishaq |
Nabi Muhammad, Nabi Musa |
Jumlah Nabi dan Rasul
Nabi yang disebutkan dalam Al-Qur'an: 25 orang
Jumlah nabi secara keseluruhan: hanya Allah yang mengetahui
Rasul Ulul Azmi:
Nuh
Ibrahim
Musa
Isa
Muhammad
Tujuan Pengutusan Nabi dan Rasul
Menyampaikan wahyu Allah kepada umat manusia.
Menjadi teladan dalam akhlak, ibadah, dan kehidupan sosial.
Menyampaikan kabar gembira bagi yang taat dan peringatan bagi yang ingkar.
Meluruskan ajaran agama yang telah diselewengkan oleh umat sebelumnya.
Contoh Iman kepada Rasul
Meyakini bahwa mereka adalah utusan Allah.
Mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Meneladani sifat-sifat mereka:
Shiddiq (jujur)
Amanah (dapat dipercaya)
Tabligh (menyampaikan wahyu)
Fathanah (cerdas)
Manfaat Iman kepada Rasul
Menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.
Menjadi pedoman dalam menjalani hidup.
Menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW.
Memotivasi untuk berakhlak mulia dan menyebarkan kebaikan.
- Nabi Adam AS
- Nabi Idris AS
- Nabi Nuh AS
- Nabi Hud AS
- Nabi Shaleh AS
- Nabi Ibrahim AS
- Nabi Luth AS
- Nabi Ismail AS
- Nabi Ishaq AS
- Nabi Yaqub AS
- Nabi Yusuf AS
- Nabi Ayub AS
- Nabi Syu'aib AS
- Nabi Musa AS
- Nabi Harun AS
- Nabi Zulkifli AS
- Nabi Daud AS
- Nabi Sulaiman AS
- Nabi Ilyas AS
- Nabi Ilyasa AS
- Nabi Yunus AS
- Nabi Zakaria AS
- Nabi Yahya AS
- Nabi Isa AS
- Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah sebagai penutup para nabi dengan membawa kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi umat manusia hingga akhir zaman.
2. Hafalan Doa Iftitah
Doa Iftitah adalah doa pembuka dalam sholat yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.
Teks Arab:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Latin:
Allahu Akbar kabiran, walhamdu lillahi katsiran, wa subhanallahi bukratan wa asila.
Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fataras samawati wal ardha hanifan musliman wa maa ana minal musyrikin.
Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil 'alamin.
La syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.
Terjemahan:
"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."