Memahami Iman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada Qada dan Qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ditetapkan oleh Allah SWT.
1. Qodho (قَضَاء)
Pengertian:
Qodho secara bahasa berarti ketetapan atau keputusan. Secara istilah, qodho adalah perwujudan dari takdir Allah SWT yang sudah ditetapkan dan kemudian terjadi dalam kenyataan. Jadi, qodho adalah kejadian nyata yang terjadi sesuai dengan ketetapan Allah.
Contoh:
Jika seseorang meninggal pada usia 60 tahun, maka peristiwa meninggalnya itu adalah qodho.
2. Qodar (قَدَر)
Pengertian:
Qodar secara bahasa berarti ketentuan atau ukuran. Secara istilah, qodar adalah ilmu dan ketetapan Allah SWT atas segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum segala sesuatu diciptakan.
Contoh:
Allah telah menetapkan di Lauhul Mahfuz bahwa seseorang akan meninggal pada usia 60 tahun. Itu adalah qodar.
Perbedaan Qodho dan Qodar:
Aspek | Qodar | Qodho |
---|---|---|
Waktu | Sebelum terjadi | Saat atau setelah terjadi |
Bentuk | Rencana Allah | Pelaksanaan dari rencana Allah |
Letak | Di Lauhul Mahfuz | Terjadi di dunia nyata |
Contoh | Allah menetapkan kelahiran seseorang | Kelahiran itu benar-benar terjadi |
Dalil Tentang Qodho dan Qodar:
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).” (QS. Al-Qamar: 49)
“Iman adalah engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)
Kesimpulan:
Qodar adalah ketentuan Allah yang belum terjadi (rencana), sedangkan qodho adalah pelaksanaan atau kenyataan dari ketentuan tersebut. Seorang muslim wajib meyakini bahwa semua sudah ditentukan oleh Allah, namun tetap harus berusaha dan bertawakal.
🔹 Macam-macam Takdir
Takdir Mubram: Takdir yang tidak bisa diubah, seperti kelahiran, kematian, dan jenis kelamin.
Takdir Mu'allaq: Takdir yang masih bisa diubah dengan usaha dan doa, seperti rezeki dan keberhasilan dalam hidup.
Surat Al-Fatihah
Surat Al-Fatihah adalah surat pertama dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 7 ayat dan sering disebut sebagai Ummul Kitab (Induk Kitab).
Teks Arab:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ
Latin:
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin. Ar-rahmanirrahim. Maliki yaumiddin. Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. Ihdinas siratal mustaqim. Siratal ladzina an’amta ‘alaihim ghairil maghdubi ‘alaihim waladdhallin.
Terjemahan:
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."